Nonton Dulu Videonya !

Selasa, 08 Januari 2008

Antara Mulut dan Janji (Komentar Pilihan Buku Janji2 & Komitmen SBY-JK edisi 2)

Mulutmu adalah harimaumu bukanlah isapan jempol belaka. Apalagi bagi mereka yang sedang berkuasa. Mulut adalah salah satu senjata sakti yang bisa membuat mereka terpilih, dielu-elukan, dan disanjung. Namun di sisi lain, mulut juga bisa membuat mereka dibenci, dicibir, didemo, diprotes dan dijatuhkan.

Secara garis besar, ada dua fase inti penggunaan mulut oleh penguasa atau calon penguasa ini. Pertama, fase umbar mulut atau umbar janji yang biasanya dilakukan pada masa kampanye. Kedua, fase berkelit lidah yang berupa upaya-upaya pengingkaran janji yang dilakukan pada masa setelah berkuasa.

Mungkin pada zaman dulu (sebelum masa reformasi) fenomena umbar mulut dan diakhiri berkelit lidah ini merupakan hal yang sangat galib dan tak beresiko apa-apa. Pasalnya, penguasa pada waktu itu begitu berkuasanya sehingga tak ada seorang pun yang bisa mempertanyakan pelaksanaan janji-janji mereka.

Tetapi di zaman sekarang ini, penguasa tak bisa lagi dengan gampang berkelit lidah. Mulut mereka semasa kampanye benar-benar menjelma sebagai harimau mereka yang bisa membuatnya tampak gagah dan disegani bila memegang janji, atau akan tampak garang dan berpotensi memangsa dirinya sendiri bulat-bulat jika janji-janji masa kampanyenya tak ada yang ditepati.

Sayangnya menagih janji penguasa tidaklah mudah. Kebanyakan janji mereka dilontarkan dalam bahasa lisan yang tidak terdokumentasi secara sistematis. Memang liputan-liputan media bisa menjadi sumber dokumentasi. Tapi tak banyak kliping media yang tertata secara sistematis dan gampang diakses. Akibatnya, banyak janji-janji kampanye penguasa yang terlupakan dan terlewat untuk ditagih oleh masyarakat.

Untungnya ada Rudy S Pontoh yang rela bersusah payah untuk mengumpulkan data-data janji penguasa khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (SBY-JK) pada satu buku yang gampang dibaca. Hadirnya buku “Janji-janji & Komitmen SBY-JK” ini benar-benar suatu berkah bagi masyarakat Indonesia. Melalui buku ini masyarakat dengan gampang bisa mengevaluasi secara terinci apa yang telah dijanjikan presiden, apa yang telah dipenuhi dan apa yang belum. Benar-benar sebuah buku yang akhirnya dijadikan pegangan oleh para politikus, para pengamat, peneliti, jurnalis, dan semua kalangan yang hidup di negara ini tanpa terkecuali.

Setiap merasakan adanya sebuah ketidakadilan, dengan gampang masyarakat bisa membuka buku ini, melihat apa yang pernah dijanjikan presiden dan akhirnya mempertanyakan apakah janji tersebut sudah dipenuhi? Buku ini benar-benar menjadi buku pedoman bagi seluruh warga Indonesia.

Sepintas memang kehadiran buku ini seperti mengancam gerak langkah SBY-JK, namun kalau dicermati, buku ini pun juga menjadi buku yang sebenarnya menguntungkan bagi sang presiden beserta pembantu-pembantunya. Cukup dengan membaca buku ini, maka SBY-JK dengan gampang bisa melakukan introspeksi, berhati-hati dan menjaga langkah agar tidak terperosok oleh pengingkaran atas janji-janji yang pernah mereka ungkapkan sebelumnya. Dengan begitu hadirnya buku ini justru membantu mereka untuk bisa menjadi pimpinan yang dielu-elukan rakyatnya dengan perwujudan janji-janji mereka yang tertulis di buku ini. Tak perlu mengumbar janji baru. Cukup baca buku ini dan laksanakan janji-janji yang tertulis di dalamnya.

WA Wicaksono
Senior Copywriter Creative Network Communications

Tidak ada komentar: