Nonton Dulu Videonya !

Selasa, 08 Januari 2008

Mari Menakar (Komentar Pilihan Buku Janji2 & Komitmen SBY-JK edisi 2)

Mencatat janji dan komitmen seorang pemimpin tentu saja banyak dilakukan orang. Sama halnya dengan menagih janji dan komitmen itu sendiri. Tetapi membukukannya secara tertulis mungkin hanya sedikit dari tidak banyak dilakukan orang. Salah satu di antaranya, dilakukan Rudy S Pontoh melalui bukunya Janji-janji dan Komitmen SBY-JK yang cetakan pertamanya dirilis Desember 2004.

Dokumentasi tertulis seperti buku ini sangat penting untuk memudahkan kita menakar keberhasilan seorang pemimpin menunaikan janjinya. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah menakar seberapa besar dan banyak janji sang pemimpin itu mampu dipenuhi. Cara ini, merupakan salah satu bentuk akses untuk menagih akuntabilitas seorang pemimpin ke depan.

Jika menilik isi buku Jankomit (Janji-janji dan Komitmen) SBY-JK, banyak sekali yang harus dibayar duet ini untuk mewujudkan janji-janjinya. Baru setahun memangku jabatan, SBY-JK memang dihadapkan kepada musibah yang luar biasa, yakni Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang menyita dan menumpahkan hampir seluruh perhatian republik. Musibah dan bencana demi bencana pun muncul seolah susul menyusul. Dari Aceh ke Yogya, hingga munculnya musibah lumpur lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.

Para pengeritik SBY-JK tetap menuntut jankomit mereka, walau ada kejadian luar biasa yang harus mereka beri perhatian. Saya mengibaratkan, kedua pemimpin ini melayarkan ‘’kapal republik’’ di tengah gempuran gelombang besar kiri kanan. Menjaga jangan sampai kapal mogok hingga ke tujuan. Meski keduanya harus mengganti beberapa kelasi yang dianggap bermasalah dan susah menyesuaikan irama pekerjaan sang nakoda.

Kita tidak menafikan bahwa selama memimpin bangsa ini, SBY-JK terkadang sering dibenturkan. Ada-ada saja pihak yang menilai keduanya tidak akur. Tidak kompak. Jalan sendiri. Seolah-olah keduanya mulai pasang kuda-kuda sendiri. Belum lagi, beberapa kelompok di luar organisasi pemerintahan sudah mulai melakukan manuver.

Tiga tahun sudah berlalu. Saatnya kita menagih dan menakar jankomit SBY-JK. Secara kasat mata, jankomit SBY-JK yang menguat menjadi wacana publik adalah pemberantasan korupsi. Saya tidak punya data resmi berapa banyak di antara kasus korupsi yang ada sudah tuntas di pengadilan. Tetapi ada geliat yang nyata untuk memberantas korupsi, koneksi, dan nepotisme (KKN). Buktinya adalah pemerintah membentuk beberapa institusi yang memberantas KKN. Saking banyaknya lembaga yang menangani korupsi ini ada kesan tugas dan wewenang lembaga tersebut tumpang tindih.

Bukti lain dalam penegakan hukum, Presiden SBY juga mengganti pejabat Jaksa Agung, beberapa menteri, dan pembantunya. Ini menunjukkan komitmen yang besar terhadap perbaikan roda pemerintahan, meski sulit menutup kesan adanya istilah ‘bongkar pasang’ kabinet yang berujung kepada kurangnya konsistensi dalam kesinambungan program menteri yang bersangkutan.

Saya kira, memasuki tahun keempat masa pemerintahannya, ada baiknya kita mulai menakar seberapa jauh jankomit kedua pemimpin bangsa mampu dipenuhi. Buku Bung Rudy dalam edisi kedua ini ada baiknya juga menakar sejumlah janji yang mampu dipenuhi SBY-JK, sehingga dapat menjadi acuan bagi publik untuk menagihnya.

M.Dahlan Abubakar
Staf Pengajar Fakultas Sastra Unhas
Makassar

Tidak ada komentar: